Merapi, Jalur Evakuasi, dan Truk
Egois, mungkin rasa pemicu saya untuk menuliskan ini. Mbokan karena jalan berangkat kerja saya terganggu. Beberapa bulan lalu jalan ini masih amat lancar, indah, dan sepi. Sangat nyaman melalui jalur ini. Saya biasa melakukan perjalanan via : Ngampel, Pantaran, Ngagrong, Senet, Selo, Klakah, Tlogolele, Sengi, Muntilan. Jalur ini kemarin amat saya rekomendasikan untuk dilalui sebagai perjalanan wisata.
Syahdu ya? Dari tempat ini bisa melihat keindahan gunung Merbabu dan lerengnya yang amat luas itu… Melihat petani yang nyaman dengan garapan tanamannya.. Ikut ayem.. Pa meneh pas jalan, rintik hujan kecil memendar mentari menjadi bianglala.. gandem tenan.. Kudanan ya rela bae..
Tetapi, segalanya berubah, setelah negara tanah menyerang… π¦
Tiap harinya ratusan truk material pasir Merapi melintasi daerah ini. Mbuh kenapa kok pada lewat sini..
Pemerintah Boyolali, melalui PU nya ya cuma bisa memasang tulisan βHati-hati, jalan berlubang, dan tebing rawan longsorβ Kok nggak terus dibatasi ya? Pernah saya tanya seorang warga daerah sana : βBu, itu truk sini?β Jawabnya : βEalah mas, mugi sedaya paring slamet kalian Gusti Allah, niku truk Semarang sedayaβ
Lebih dagelan lagi, Jembatan Selo runtuh sebagian di bulan Februari 2015 akibat hujan lebat terus menerus. Selama masa perbaikan, truk dilarang lewat. Namun kenyataannya, beberapa jepretan saya mendapatkan fakta bahwa TRUK BERMUATAN melaluinya. Pak Ganjar Pranowo dan Bina Marga Jateng saya mention lewat twitter ya tidak menjawab dengan memuaskan. Malah dijawab perkara pembebasan lahan. Pembebasan lahan karena perluasan jembatan itu nanti dulu.. Ini truk mau tetep boleh lewat po? Lha kiye mengko longsore tambah.
Nah, akibatnya jalan indah itu telah menjadi macam ini. Saya tidak merekomendasikannya lagi, kecuali panjenengan-panjenengan itu menggunakan motor trail ke sini.
Yes, lumayan kalau jalan ini bisa digunakan untuk tandur lele saja sekalian.
Truk-truk di gambar atas itu, saling membuat lubang. Ancang-ancang dalam kondisi nanjak, terus kalau ndak kuat, mundur lagi. Sampai sak jebol e dalan. Okey, baleni maning buosss!.
Besoknya mereka cari jalan lain yang bisa dilubangi lagi, yang masih mulus.. Fakta lapangan membuktikan, semua perusakan lingkungan, melibatkan warga sekitar yang entah jadi preman pungli atau lain sebagainya. Jika ditanya : βkok kendaraan galian boleh lewat sini mas?β Jawabnya simple : βterus lewat endi masβ.. Mabur!
Kira-kira kalau malam-malam ada seorang ibu akan melahirkan, bagaimana ya lewat jalan macam ini? Nah kalau sudah gini.. kira-kira pemerintah baru sadar setelah ada kejadian bencana di sana.. Padahal kita semua tahu, siklus empat tahunan Merapi telah lewat. Seharusnya kita semua waspada. Atau justru musibah terjadi karena longsor dan banjir bandang akibat ulah truk yang lewat sana itu?
Tapi, as.. embuh.. ini sekedar ingin mencurah uneg-uneg sekitar saya. Saya nggak perlu post tentang Prancis, Palestina, Lebanon, Suriah dan lain sebagainya. Nyong ra dhong. Saya cuma tahu apa yang di hadapan saya ini..
Terus ada yang bilang lho βlah sok peduliβ.. Nggak sok peduli keprige? Wong ini jalan saya tiap pekan berangkat kerja..
hmm.. wis ah.. muga sesuk minggu ngarep dalan e wis apik.. *ngimpi*