Lanjut ke konten

OMNIPOTENCE PARADOX

Mei 17, 2015
Sugeng minggu siang. Sudah makan siang?

Mungkin ada disini yang sempat mempelajari Filsafat. Ada satu kasus yang memperkaya dinamika ilmu filsafat. Kasus ini ditelurkan oleh The Father of Secularian di kalangan Kristiani di Eropa sana. Case ini disebut Omnipotence Paradox. Sebuah kasus yang melibatkan kontradiksi logika antara kemahakuasaan dan kemahaperkasaan. Salah satu statemen dalam Omnipotence Paradox berbunyi seperti demikian: “Dapatkah Sang Mahakuasa menciptakan batu yang dia tak sanggup menghancurkannya sendiri?” Jika bisa maka dia tidak mahaperkasa. Tapi jika tidak bisa, Dia Maha Perkasa, tapi tidak Maha Kuasa.

Si pencetusnya adalah Ibnu Rusydi, yang di dunia barat disebut Averos. Seorang ilmuwan penganut mazhab Maliki, yang oleh beberapa pihak muslim disebut sudah mengarah ke Mu’tazilah. Oleh kalangan orang beragama pertanyaan tadi sama trivialnya dengan : “bisakah Tuhan membuat Tuhan, kalau bisa, dia tidak Mahaesa”

Jawaban secara logika tidak ada. Semua jawaban, berbasis keyakinan. Dalam Islam Ilmu Teologi yang membahas aspek logika hingga ke properti dan materi Tuhan disebut : ilmu kalam. Omnipotence Paradox termasuk di dalamnya. Sementara Mazhab Syafii mengatakan : “mempelajari semua ilmu termasuk ilmu sihir, itu berguna, tapi tidak ilmu kalam”. Olehnya kita diminta mempelajari jejak penciptaan alam raya oleh Tuhan, bukan zatnya. Kalangan Kristiani juga membentengi jawaban akan pertanyaan itu dengan jawaban umum : Tuhan tidak bisa dilogika. Sama tidak bisa dilogikakan antara Tuhan satu, putra Tuhan, dan teologi kerohkudusan. Sementara para pemegang kitab Taurat mengatakan: sama tidak dapat dilogikakannya ‘siang malam yang tercipta lebih dulu ketimbang matahari’

Omnipotence Paradox ditakuti banyak tokoh agama bagi yang memiliki logika penjelasan ‘pating pecotot’ dan ketakutan akan mengguncang keyakinan. Semua jawaban lebih mengarah pada keyakinan masing-masing yang oleh kalangan pelogika-bebas dinyatakan sebagai kesesatan pikiran. Sedangkan pihak ortodox (kolot) agama justru menganggap keliaran berpikirlah yang sesat.

Dalam statement beberapa agamawan mengarahkan ke : logikamu terbatas, karena diciptakan terbatas. Dan kamu sudah ditakdirkan mengatakan hal itu pagi ini.

Sugeng Hari Minggu. Semoga menyenangkan.

From → Coretan

4 Komentar
  1. The simplest answer is this “Why should you worry about what God can or cannot do? It’s God’s own business, not yours. God can choose what God can or cannot do. Instead of cracking your brain to figure it out to no avail, why don’t you just worry about what you can or cannot do, and what you should or should not do?”

  2. Hahaha, Thanks mas Edwin.. ya memang sih daripada pusing-pusing, mendingan ngurus pekerjaan saya. Mungkin Averos pekerjaannya memang gitu, membuat pusing orang

  3. logika-nya premis batu yang sangat berat/ supermassiv itu yang salah. ilmu kalam?… kalam nubuah/
    kenabian sudah tertutup. https://waniankun.wordpress.com/2019/01/02/paradox-kemahakuasaan-omnipotence-paradosks-tadabbur-surat-al-ihklas-bag-1-relativitas/

Tinggalkan komentar