Lanjut ke konten

Belajar menjadi beruntung, renungan tentang kata “Hidup tak semudah cocote Mario Teguh”

Desember 27, 2011

Beberapa waktu lalu saya sempat mendengar sebuah celotehan yang berkembang di kalangan facebook-ers. Celotehan ini adalah sebagaimana pada judul diatas:”Hidup tak semudah cocot Mario Teguh”. Buat Pak Mario dan team yang barangkali kebetulan membaca ini, semoga bisa membaca sampai selesai terlebih dahulu. Sebelumnya saya mohon maaf atas tulisan mengandung kata kasar ini.

Beberapa waktu lalu, saya sempat mendengar tentang kata itu. Saya pun merasa terkejut. Sebagai orang yang sering membaca motivasi dari MTGW, tentu saja saya merasa setengah ikut terhina dengan kata tersebut. Namun setengahnya juga membenarkan bahwa memang hidup itu tidak mudah. Terlebih saat ini, saya sendiri sedang dilanda berbagai macam simpul-simpul kemacetan problema. Memang tidak mudah mengelola simpul-simpul tersebut. Satu sama lain berkaitan, dan selanjutnya adalah berwujud malu. Selebihnya lagi akan berwujud anggapan orang pada diri kita. Ah, malah curhat, tapi lupakan itu. Saya baca-baca lagi tentang motivasi MTGW. Muncullah semangat. Kemudian saya baca lagi sangkalan akan MTGW itu diatas… Sinis dan pesimis muncul lagi.

Berulang-ulang saya mencoba membaca MTGW lagi, muncullah semangat. Kemudian saya chat lagi bersama orang yang sibuk berkata sangkalan terhadap MTGW itu.. Sinis dan pesimis lagi. Lantas sayapun berpikir. Mana yang lebih bermanfaat bagi saya. Apakah mengikuti Motivasi-motivasi MTGW? Atau melanjutkan lagi dengan sangkalan yang berkembang itu? Kemudian saya mencoba berpikir lebih jernih. Marilah kita coba menelaah.. apapun yang sudah terjadi.

Memang banyak ditemui dalam hidup kita, orang bermental calo ( istilah saya ambil dari khotbah pak Zaenuddin MZ ). Biasanya orang tersebut sekedar bicara, menelaah dalam konsep-konsepnya. Namun nol besar. Dia banyak menyarankan orang namun dia sendiri tidak pernah melakukannya. Orang seperti ini di kalangan Jawa, akan dikatakan sebagai : Jarkoni ( iso mujar ora iso nglakoni ). Di nilai-nilai agama tindakan seperti ini adalah tindakan tidak terpuji ( semoga kita dijauhkan ). “Ata’murunannaasa bil birri watansauna anfusakum, wa antum tatlunal kitaab, afalaa ta’qilun – mengapa engkau suruh orang pada kebajikan dan kau lupakan dirimu sendiri apakah kau tidak berpikir“. Ada lagi ayat kira-kira seperti ini : Sungguh besar kebencian di sisi Tuhan, ketika engkau mengatakan apa yang tidak kau lakukan. Mau tau jenis orang ini? Paling gampang ditemui adalah ketika musim kampanye PEMILU

Ada juga dalam hidup kita yang kita temui, orang yang kaya dan sarat dengan pengalaman, manis asin kehidupan, dan lantas dia menemukan sendiri nilai-nilai berharga dalam hidupnya, dan dia kabarkan pada orang lain sebagai motivasi. Ada juga yang pengalamannya justru digunakan untuk menakut-nakuti orang lain. “Hati-hati, di umur sekian kau akan seperti ini”. Sering juga bukan? Namun, sebenarnya apa sih yang kita cari dalam kehidupan kita? Sebuah pesimisme, atau optimisme atau yang lain?

Pernahkah kita dengar : “Ambillah dari dubur ayam, jika itu adalah telur“. Selanjutnya saya pun mendapatkan dua buah nukilan hadits:”Orang yang beruntung adalah orang yang bisa belajar dari pengalaman hidup orang lain” . “Orang yang merugi adalah orang yang gagal mempelajari pengalamannya dia sendiri

Dengan demikian kita bisa melihat, orang yang bicara itu siapa, pengalamannya seperti apa, mengapa dia menyampaikan itu? Mari kita tengok kehidupan Pak Mario Teguh.

 

PENDIDIKAN

1. Jurusan Arsitektur New Trier West High (setingkat SMA) di Chicago, Amerika Serikat, 1975.
2. Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (S-1).
3. Jurusan International Business, Sophia University, Tokyo, Jepang.
4. Jurusan Operations Systems, Indiana University, Amerika Serikat, 1983 (MBA).

PENGALAMAN

1. Citibank Indonesia (1983 – 1986) as Head of Sales
2. BSB Bank (1986 – 1989) as Manager Business Development
3. Aspac Bank (1990 – 1994) as Vice President Marketing & Organization Development
4. Exnal Corp Jakarta (1994 – present) as CEO, Senior Consultant
5. Spesialisasi : Business Effectiveness Consultant

Citibank, BSB, Aspac, Exnal Group dll bukanlah perusahaan yang baru belajar usaha. Mereka meminta orang yang benar-benar berkualitas dalam bidangnya. Sales. Sales ini adalah pekerjaan yang sulit. Tentu orang yang menjadi pemimpin di bidang sales, harus melewati penjualan itu juga. Sales, dalam pengertian saya, orang yang tidak tangguh akan minder dan malu. Tidak gampang berjualan itu. Ya kira-kira begitulah analogi yang saya temukan.

Jika, dari dubur ayam saja diminta mengambil kalau itu telur, mengapa kita tidak mengambil beberapa nilai dari orang yang memperingatkan kita? Sebenarnya kita tidak perlu tahu siapa Mario Teguh itu. Selama baik bagi optimisme kita, seharusnya kita pandai untuk mengambil nilai-nilai itu. Kadang kita tidak lagi perlu peduli, orang yang menyarankan itu melakukan atau tidak, toh dosapun bukan kita yang menanggung.

Saya mencoba bertanya pada anda. Apakah anda kenal Robert Kiyosaki yang terkenal dengan buku Rich Dad Poor Dad, Quantum Quadrant dan sejenisnya yang pernah menjadi best seller dan menjadi acuan bisnis serta Multi Level Marketing? Saya meminta waktu pada anda untuk mencari biografi Robert Kiyosaki di internet. Saya sudah mencari. Data valid yang saya dapatkan adalah : Robert Kiyosaki bukan siapa siapa, selain dia adalah pengarang buku tersebut. Bahkan ada yang mengatakan Robert Kiyosaki adalah fiktif, entah benar atau bukan. Terus terang saya kesulitan mencari tahu tentang Robert Kiyosaki ini. Simpang siur.. Tapi, toh buku dia berhasil membangkitkan semangat para businessman, banyak orang sukses yang katanya beracuan buku ini. Nah?

Saya tidak meminta anda membandingkan antara keduanya. Namun saya mengajak rekan-rekan berpikir, mengapa banyak orang bisa sukses dengan buku RDPD karangan RK tersebut? Jawabannya adalah : Karena mereka memiliki optimisme dan realistis dengan isi buku tersebut.

The pessimist complains about the wind; the optimist expects it to change; the realist adjusts the sails.  William Arthur Ward ( 1921-1994 ).  Sang pesimis menyalahkan angin, sang optimis yakin angin akan berubah, dan si realistis mengatur layar.

 

Saya sudah mencoba menengok, mengapa ungkapan kata sangkalan MTGW tersebut muncul? Apakah orang tersebut tercelakai oleh MTGW? Ternyata kebanyakan orang yang mengatakan demikian, sebagian besar adalah ikut-ikutan, dan hal tersebut digunakan untuk membenarkan pesimismenya… Bahkan diantara mereka banyak yang mencela juga para pembesar bangsa dan juga agama. “aah mereka ngomong gampaang, coba jadi aku, mereka belum tentu bisa” seakan-akan mereka memiliki masalah terbesar dalam hidupnya. Ya benar, mereka memiliki masalah terbesar dalam hidupnya karena mereka enggan bergerak dan pandai membenarkan pesimismenya..

Nah, sekarang, mana yang bermanfaat? Kita ambil saja. Setuju? Peduli amat dengan kehidupan sang motivator, semoga para motivator mendapatkan barokah yang besar, dan orang yang dimotivasi mendapatkan energi dalam diri yang lebih kuat.

 

Hidup akan semudah itu, jika kita berpikir mudah

Hidup akan sulit, jika belum-belum sudah berpikir sulit…

Terimakasih para motivator… Berkah Tuhan pada anda…

 

*mari mengerjakan PR

From → Tidak Dikategorikan

2 Komentar
  1. enden permalink

    setuju!!!!!!

  2. hahaha ngedrop link yo kang http://anotherorion.multiply.com/journal/item/530/Hidup_Tak_Semudah_Cocote… btw ki saiki malah aktif neng wordpress, MPne malah ditinggal?

Tinggalkan komentar